1. Persiapan wadah dan substrat (kakaban)
Persiapan bak pemijahan dilakukan sebelum dilakukan pemijahan. Untuk setiap pasang induk yang beratnya antara 0,5–1 kg diperlukan satu buah bak pemijahan dengan ukuran 1 × 2 × 0,5 meter atau 1 × 1 × 0,5 meter. Sebelum kolam atau bak digunakan, bak dicuci bersih agar kotoran-kotoran dan lumut yang menempel terlepas dan dasar bak menjadi bersih dan benih lele terhindar dari serangan penyakit.
Selanjutnya bak diisi air bersih setinggi 30–40 cm. Sebagai tempat atau media menempelnya telur, di dasar bak dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran bak pemijahan. Namun, ukuran yang biasa digunakan panjangnya 75–100 cm dan lebarnya 30–40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 pasang induk lele dumbo dengan berat induk betina 500 gram, dibutuhkan kakaban sebanyak 3–4 buah. Jika kurang, dikhawatirkan telur yang dikeluarkan ketika pemijahan tidak tertampung seluruhnya atau menumpuk di kakaban, sehingga mudah membusuk dan tidak menetas. Kakaban harus menutupi seluruh permukaan dasar bak pemijahan, sehingga semua telur lele dumbo tertampung di kakaban. Bagian atas bak pemijahan di tutup dengan seng atau triplek atau anyaman bambu untuk mencegah induk lele dumbo yang sedang dipijahkan meloncat keluar.
2. Pemilihan induk siap pijah
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk dipilih yang sesuai dengan persyaratan. Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun, baik jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan cara mengeringkan kolam induk, baik kolam induk jantan mapun betina, sehingga induk-induk ikan lele dumbo akan terkumpul. Selanjutnya induk-induk tersebut ditangkap dengan menggunakan seser atau serokan dan ditampung dalam wadah seperti tong plastik.
3. Penyuntikan hormon
Untuk merangsang induk lele dumbo agar memijah sesuai dengan yang diharapkan, sebelumnya induk harus disuntik menggunakan zat perangsang berupa kelenjar hipofisa atau HCG (Human Chlorionic Gonadotropine) atau ovaprim. Kelenjar hipofisa dapat diambil dari donor ikan lele dumbo yang telah matang kelamin dan telah berumur minimal 1 tahun. Penyuntikan menggunakan kelenjar hipofisa cukup dengan 1 dosis. Artinya, ikan donor yang akan diambil kelenjar hipofisanya, beratnya sama dengan ikan induk lele dumbo yang akan disuntik. Namun, jika menggunakan ovaprim, penyuntikan cukup dilakukan satu kali dengan dosis untuk induk betina 0,2 ml dan untuk induk jantan sebanyak 0,1 ml. Sebagai bahan pelarut digunakan air untuk injeksi berupa aquabidest sebanyak 0,3–0,4 ml. Penyuntikan dapat dilakukan pada 3 tempat, yaitu pada otot punggung, batang ekor dan sirip perut. Akan tetapi pada umumnya dilakukan pada otot punggung dengan kemiringan alat suntik 45°.
4. Pemijahan
Induk lele dumbo yang telah disuntik selanjutnya dipijahkan secara alami, atau dipijahkan secara buatan. Jika akan dilakukan secara semi buatan, setelah induk ikan lele disuntik dengan hormon maka induk tersebut dimasukan ke dalam bak pemijahan yang telah disiapkan. Induk akan memijah setelah 8–12 jam dari penyuntikan. Selama proses pemijahan berlangsung dilakukan pengontrolan agar induk yang sedang memijah tidak melompat keluar tempat pemijahan.
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan secara alami, semi buatan dan buatan (induced breeding). Pemijahan ikan lele secara alami dapat dilakukan dengan memijahkan induk jantan dan betina tanpa perlakuan khusus. Induk ikan lele memijah berdasarkan kondisi alam dan ikan itu sendiri. Kelemahan pemijahan secara alami adalah pemijahan induk belum dapat diperkirakan waktunya sehingga ketersediaan telur juga belum dapat di perkirakan. Pemijahan secara semi buatan adalah pemijahan dengan cara memberi perlakuan khusus yaitu dengan menyuntik induk ikan menggunakan hormon. Hormon yang digunakan hormon sintetis atau hormon hypofisa. Jika Induk disuntik menggunakan hormon sintetis (Ovaprim) dapat dilakukan dengan dosis 0,1–0,2 ml di tambah aquabides sebanyak 1–2 ml. Pemijahan secara semi buatan induk jantan dan betina disuntik. Induk yang telah disuntik dimasukkan ke dalam kolam/bak pemijahan. Pemijahan secara buatan yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin ke dalam tubuh induk betina. Untuk mendapatkan hormon ini ada yang sudah dalam bentuk cairan hormon siap pakai, ada pula yang harus di ekstrak dari kelenjar horman ikan tertentu.
Pada ikan lele yang akan dilakukan pemijahan secara buatan maka pengambilan sperma dilakukan dengan pembedahan perut induk jantan. Selanjutnya sperma diambil dan dibersihkan dari darah dengan menggunakan tisu. Kelenjar sperma dipotong-potong dengan menggunakan gunting kemudian ditekan secara halus untuk mengeluarkan sel sperma dari kelenjar sperma tersebut, lalu diencerkan di dalam larutan sodium clorida 0.9 % dalam mangkuk plastik yang bersih
.
Pengurutan induk betina dilakukan dengan hati-hati agar induk tersebut tidak terluka. Telur induk betina tersebut ditampung dalam baki dan pada waktu yang bersamaan sperma yang telah disiapkan sebelumnya dicampur dengan telur. Telur dan sperma diaduk menggunakan bulu ayam. Setelah telur dan sperma tercampur merata, lalu ditambah air sampai semua telur terendam dan biarkan beberapa menit agar semua telur terbuahi oleh sperma. Air rendaman yang berwarna putih selanjutnya di buang.
Telur yang telah dibuahi disebarkan kepermukaan substrat ”kakaban” dan direndam dalam bak sampai menetas. Untuk mencegah infeksi pada induk, maka setelah dilakukan pengurutan induk ikan ditreatment dengan cara direndam dalam larutan formalin 50–150 ppm selama 3 jam, kemudian induk ikan dilepas ke dalam bak fiber penampungan induk yang sudah disediakan.
Istilah terkait pemijahan : cara pemijahan, cara pemijahan ikan, cara pemijahan lele, ikan lele, kolam pemijahan, pemijahan cupang, pemijahan ikan, pemijahan ikan lele, pemijahan ikan mas, pemijahan lele, cupang, budidaya ikan, ikan cupang, ikan mas, ikan nila, pemijahan ikan cupang, pemijahan ikan koi, pemijahan ikan nila, pemijahan nila